Minggu, 17 Juni 2007

Kesadaran Adalah Kata Hati

Pagi selepas jam 06.47 lebih beberapa detik entahlah aku tak mungkin mengingatnya, bahu lelahku telah bersandar di atas tempat duduk sebuah bus tua trayek solo – jogja yang pagi hari biasanya mulai penuh orang yang akan berangkat beraktifitas. Ku sempatkan walaupun sejenak untuk mengihirup udara segar pedesaan ketika duduk pertama kalinya di kursi lusuh menuju kota yang udaranya syarat polusi dan hirukpikuk kehidupan yang mulai sumpek. Sejenak bersandar dan memilih tempat duduk Kursi 2 baris di urutan ke 3 dari belakang yang pastinya di samaping jendela agar sejenak dapat melihat kehidupan atau sekedar aktifitas orang-orang di pagi hari, sebuah pengamatan dari kaca sebuah bus tentang kehidupan sekitar yang asik juga untuk diamati, ya selama ini aku merasa menikmati yang namanya sebuah perjalanan dengan transpotasi umum yang umumnya kurang nyaman sih, tapi semua tidak masalah bagiku nyaman ataupun tidak nyaman intupun adalah suatu pilihan (personal choice lah), tidak nyaman bagi ku mungkin nyaman bagi orang lain dan juga sebaliknya.

Nyaman….nyaman….15 kilometer duduk di atas bus tua yang berjalan oleng dengan suara kenalpot yang cempreng, tempat duduk yang sempit sangat menyiksa buat orang yang mempunyai postur tubuh dan kaki tinggi seperti saya, belum lagi desak-desakan penumpang yang dipenuhi pelajar, pedagang, kuli panggul dan pegawai rendahan sok tinggi (ya seperti saya ini hahaha…). Nyaman….ya aku mencoba senyaman mungkin dengan menikmati pembauran berbagi karakter dan jenis-jenis mausia yang berbeda, dari latar belakang mau pun kepentingan, semua berbaur didalam ketidak stabilan jalan. Sebuah kesatabilan otak mulai terguncang Hingga berbuah kenyaman ku terusik oleh prilaku seorang yang ku lihat tangan kanan nya mengeluarkan sebatang rokok dari kotak berwarna hijau muda dan berberapa saat di ikuti tangankirinya yang masih sibuk mencari sekotak korek api di dalam saku blu jeans, tersenyum ketika tangan kirinya berhasil mendapatkan yang ia inginkan yang sudah siap di patikkan ke bagian samping kotak yang lebih kasar, bagiku bukan masalah kalaupun orang tersebut merokok di ruangan seorang diri, terserah dia akan merokok sampai mati aku tidak akan peduli….tetapi di sini di dalam bus Bungg !!!! ya bus dengan penumpang yang mungkin tidak semuanya merokok minim ya perokok tapi mengerti sopan santun. Kembali lagi ke korek yang mulai nyala terang dan panas di dekatkan sebuah batang rokok dengan nyala api, asap keluar perlahan seiring pipi yang mulai kempot dan bibir perlahan menyong seolah menikmati setiap asap yang keluar….yummm sungguh menikmati sesekali memejamkan mata seolah merasakan kenikmatan yang sangat dalam di setiap hisapannya. Asap nya menyebar tak terarah ke seluruh lubang hidung manusia di sekitarnya kecuali manusia tersebut tidak bernafas tapi mana mungkin bungg ! Anak kecil mungkin baru berumur 2,5 tahuna mengeliat tak karuan dan sesekali batuk menghirup sesuatu yang mungkin aneh baginya, seorang ibu sedang mengendong anak nya mengunakan kedua tangannya untuk menutp hidungnya dan anaknya agar asap yang tersebar tidak dapat masuk ke organ mereka.




ya namanya orang yang tidak perpendidikan dan tidak tau sopan santun ataupun juga kata hati yang di milikinya telah mati karena asap rokoknya sendiri, tidak pun memeliki rasa bersalah ataupun sungkan untuk berhenti mengeluarkan racun-racun lewat asap yang telah dibuangnya sia-sia. Ya itulah gambaran seorang yang tidak lagi mempunyai kata hati maupun nurani, bukanya munafik aku juga seoarang perokok walaupun tidak akan mungkin melakukan hal yeng menurutku sangat bodoh dan tidak berpendidikan. Bukan nya kita dimita untuk menghormati orang yang merokok trus bagimana cara kita untuk menghormati orang yang tidak merokok ? sudah tau caranya …. Jogja 13 Juni 2007

Tidak ada komentar: